Malang (Ragamnusantara.id)– Lagi, Dunia Persepakbolaan Indonesia tercoreng namanya. Laga yang seharusnya menjadi hiburan, harus berubah menjadi situasi mencekap, bahkan ratusan nyawa melayang. Kejadian tersebut terjadi usai pertandingan derby Jatim antara Arema Malang vs Persebaya Surabaya yang terjadi tadi malam, Sabtu (1/10/2022).
Dalam pertandingan 2×45 menit tersebut, berjalan dengan lancer. Namun Arema Malang yang didukung penuh oleh Supporter Aremania harus merasakan pil pahit kekalahan. Arema Malang yang tidak pernah kalah dari Persebaya Surabaya saat pertandingan di gelar di Kanjuruhan – Malang, harus mengakui keganasan Bajol Ijo (Julukan Persebaya) dengan skor 2 : 3.
Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta yang hadir secara langsung di Kabupaten Malang menyesalkan dan prihatin serta berduka cita atas kerusuhan yang terjadi. TNI – Polri dan pihak pihak terkait sebelum menggelar pertandingan, sudah melaksanakan pertemuan beberapa kali. Hingga disepakati tidak ada supporter dari Persebaya yang hadir di Stadion Kanjuruhan.
“Pertama tama, kami menyesalkan dan prihatin serta berduka cita atas terjadinya kejadian ini. Polri beserta penyelanggara dan instansi terkait sudah menyelenggarakan rapat beberapa kali. Sehingga pertandingan ini disepakati hanya dihadiri oleh supporter dari Arema saja,” terang Niko Afinta
Ia menjelaskan, terkait dalam proses pertandingan tidak ada permasalahan. Semua berjalan dengan lancar dengan kemenangan Persebaya atas Arema 3 : 2. Permasalahan timbul setelah adanya kekecewaan dari penonton. Arema yang tidak pernah kalah, harus mengakui keunggulan Persebaya dalam pertandingan kali ini.
“Dalam proses pertandingan tidak ada masalah. Semua berjalan dengan lancar. Masalah timbul setelah penonton kecewa tim kesayangannya yang tidak pernah kalah dari Persebaya saat bertanding di Kanjuruan, harus mengakui keunggulan Persebaya,” imbuhnya.
Dari kekecewaan tersebut, penonton turun ke lapangan berusaha mengejar Pemain dan Official Arema. Melihat hal tersebut, petugas berusaha menghalau agar penonton tidak masuk ke lapangan yang berusaha mengejar para pemain. Dalam proses tersebut, upaya pencegahan dan Imbauan sudah dilakukan. Namun penonton semakin anarkis dan petugas akhirnya melepaskan gas air mata kepada penonton yang terus menyerang petugas.
“Upaya pencegahan sudah dilakukan dan akhirnya petugas melepaskan gas air mata kepada penonton yang semakin anarkis dan menyerang petugas,” ucapnya.
Karena panic, Supporter lainnya yang terkena imbas gas air mata langsung keluar menuju pintu keluar. Karena jumlah penonton yang banyak dan terjadi penumpukan di pintu keluar, antara penonton satu dengan lainnya berdesakan hingga terinjak injak oleh penonton lainnya.
“Upaya pertolongan dari tim medis dan petugas lainnya kepada penonton yang terinjak, sesak nafas sudah dilakukan. Baik dibawa ruang medis ataupun dilarikan ke Rumah Sakit.,” pungkasnya
Akibat kejadian tersebut, sebanyak 127 penonton meninggal dunia. Dua diantaranya Anggota Polri. Dan ratusan penonton lainnya masih dalam perawatan di Rumah Sakit yang tersebar di sekitar Malang.(dik/rn)

More Stories
Satreskrim Tuban Bekuk Dua Spesialis Pencurian dengan Pemberatan
Polres Tuban Amankan 39 Pemuda Konvoi Silat
Tambang Ilegal di Bojonegoro, Dua Tersangka Ditahan Balai Gakkumhut